Derita Pedagang Kecil Ketika PPKM

Bagi Pedagang Kecil : " Tak Ada Kata Seindah ' Bang Saya Mau Beli Bang...'




"Sebelum saya Lanjutkan menulis artikel ini, Perlu saya sampaikan Bahwasanya saya bukanlah membahas isu politik. Sama sekali ini tak ada kaitannya dengan politik, Dan saya tak berminat sama sekali membahas isu politik Karna saya sudah malas ngomong dan bahas politik, karna politik kerap kali membodoh-bodohi masyarakat Awam, masyarakat kecil, Rakyat jelata. Mengorbankan Ratusan bahkan Ribuan Nyawa tak berdosa."

Politik bisa merubah semua peradaban bangsa-bangsa. Politik tak pernah mengenal pandang adab, politik bisa meruntuhkan silaratulrahim maupun silaratulrahmi di negeri ini demi penguasa, dan demi seseorang tokoh politik yang di agung-agungkan. Saya seolah sudah muak Dengan semua Isu-Isu politik di negeri ini. Jadi kali ini yang saya bahas sangat jauh dari isu Sara maupun politik yang membuat Rakyat kecil Berandai-andai dan bermimpi manis namun pahit di kehidupan nyata. Di iming-iming harapan indah yang kemudian ternyata malapetaka di akhir cerita.


Saya mengutarakan ini adalah wakil dari hati nurani saya yang berperan sebagai nurani masyarakat awam, rakyat jelata yang membanting tulang demi bertahan hidup di negara ini. Negara Yang dulu ketika saya kecil Kakek saya Pernah menceritakan Berbagai Cerita, " Kita Sekarang Sudah Makmur, Aman sentoso, rakyatnya bahagia Karna Bermodalkan Bambu runcing dan senjata Rampasan perang Kami Usir para penjajah berhidung mancung Dan Mata Sipit Dari negeri ini."

Saya disini Mewakili 'Citizen Journalism' Suara Rakyat Dan masyarakat yang sedang bergelut dengan nasib. Suara Pedagang Kecil yang terjebak dalam situasi yang terjepit... Dan Saya Sendiri Juga Salah Satu Dari Mereka Yang 'Tercekik'.

Terlaris 》》


Di Media Sosial Banyak Yang mempelesetkan Kepanjangan PPKM, Ada yang bilang ' Pelan- Pelan Kita Mati' Dan Sebagainya. Itu adalah Gambaran dari Suara Masyarakat kalangan Menengah kebawah, Ekspresi dari situasi dan kondisi Yang Di alami para pedagang kaki lima, pekerja jasa, Kuli bangunan, Penjual sate, Penjual Bakso dan pedagang asongan lainnya, Pemerintahpun Tak semestinya marah Karna Itu Sebuah gambaran yang sedang mereka pikirkan tentang nasib mereka kedepannya.

Pemerintah memang telah mengusahakan berbagai upaya kepada rakyat kecil dengan memberikan berbagai bantuan Sosial, Namun Di Balik Semua Itu kemelut akan Semakin Panjang, Uang khas Negara Semakin menipis, Karena 'Produksi Negara' macet, Pengeluaran melebihi level Pemasukan Khas Negara, Jalan Satu-Satunya Hutang negara kian membengkak, Itu tak bisa di Elakan Lagi. Yang Jadi Persoalan lain Adalah, Apakah Semua Warga Yang Terbilang Sedang terjepit tersebut Benar-Benar telah Seluruhnya dapat 'Uluran Tangan' Dari Pemerintah ?, Faktanya di lapangan Masih Banyak Rakyat Yang Kurang Mampu bersuara dengan Mengatakan 'tak dapat bantuan Apa-Apa dari pemerintah selama Pandemi Berlangsung, walau Data-datanya sudah di ajukan'. Sekali Lagi Saya Tak bicara Soal Politik tapi mewakili suara Rakyat jelata yang mana saya sendiri adalah Bagian Dari itu, Mewakili Mereka yang bertanya :" Nyangkutnya Dimana ?, Dari Daerah Kah Atau memang dari penerintahan Pusat ??"

" Terkadang Kita Bangga Membeli harga Pakaian Yang Paling Mahal Di Supermarket, Namun kadang kita belanja Di Kaki Lima Dengan menawar Harga Yang Serendah-Rendahnya..."

Promo

🛒 DISH mini K-Vision ☆ COD

☆Harga: Rp. 250.000 - COD Area Kota Pariaman Dan Kab. Padang Pariaman - Sumbar. Harga Belum Termasuk Pemasangan/Instalasi Di tempat Anda.

☆Pruduk: Baru

Dalam Item Sudah Termasuk Kabel 15 meter, Lnb KU, Dish Plate Dan Biaya Pengiriman, Namun belum termasuk Biaya Operasional Pemasangan Di tempat Anda.

Hanya berlaku Dalam Area Kota Pariaman & Kab. Padang Pariaman - Sumbar.


Lantas Mau Menyalahkan Pemimpin ?, Saya Juga Tak bilang Begitu !. Kita semua telah terjepit dalam situasi dan kondisi yang Semraut. Yang Di persalahkan Adalah Para Oknum yang sengaja mencari Keuntungan di tengah polemik Yang tengah di hadapi Masyarakat kecil saat ini. Baik Itu Para Mafia Politik Di belahan Dunia Sana Yang menginginkan 'Bumi gonjang Ganjeng' ataupun Para 'Mafia Politik produk Lokal' yang menjadikan Wabah ini sebagai Lahan empuk untuk Meraup Pundi-pundi Rupiah, Termasuk Juga Para pebisnis Yang telah meraup Keuntungan Berlipat Ganda dengan Memanfaatkan Adanya Pandemi Covid-19 Di Negara Ini, Dengan Mengibuli Rakyat kecil, Bahkan Kalau Bisa Pemerintahannyapun di Kibuli.

Sangat Sulit Untuk Memprediksi Entah Kapan Kesengsaraan ini berakhir. Apakah Judulnya 'Sengsara membawa nikmat' ataukah ' Sengasara Membawa malapetaka' ?, Siapa yang tahu. Semenjak PPKM di berlakukan Banyak suara sumbang di tengah masyarakat kecil, pedagang kecil, pebisni kecil, pemodal Kecil, Dan Sikecil Yang menangis meronta Karna Bapaknya Tak sanggup lagi belikan Susu.

Tak semua Rakyat kalangan Bawah yang akan mengerti dengan apa yang jadi polemik saat ini. Sangat di butuhkan Penjelasan Yang betul-Betul dapat di pahami dan menyentuh semua golongan masyarakat, Di sertai amanat yang bisa di pertanggung jawabkan. Terutama Para Pedagang kecil yang selama Di berlakukan PPKM merasa di jadikan korban situasi dan kondisi. Mereka Yang mengais rezki di pasar, kaki lima dan di pinggir jalan telah di batasi ruang dan lingkup usahanya yang kadangkala tampa ada basa-basi sang petugas langsung memporak-porak porandakan Dagangan Mereka.., Meski Di mata Sebagian Orang Yang dagangan mereka hanyalah Setitik Air, tapi bagi mereka dan kami, Itu melebihi Lautan luas. Karna dengan dagangan itulah kami menghidupi keluarga kami dirumah, Untuk bertahan Hidup, Dan Untuk masa Depan Anak-Anak kami. Beda Dengan Anda Yang Bekerja Pengabdi negara, Bulanan anda Tercukupi, Hari Tua anda Di jamin negara. Sebab Itulah Kami berusaha di kaki lima, Di pinggir jalan, Di Pasaran..., Agar Anak-Anak kami bisa seperti anda, Berpendidikan dan Masa depannya Terjamin layaknya Seperti Hari Tua Anda..


Untuk urusan Perut sangat Jarang Orang-Orang akan bisa mengerti dengan keadaan apapun. Dalam keyakinan beragamapun, Mempertahankan Keberlangsungan Hidup Keluarga Dengan Berikhtiar Sangat Di Anjurkan, Jadi Tak di herankan Lagi jika Banyak Pedagang-Pedagang kecil yang memberontak ketika lingkup usahanya di batasi, Apalagi Bagi Bagi Yang belum tersentuh Uluran tangan dari pemerintah.

Faktanya, Masyarakat pinggiran atau kelompok marjinal kerap kali tak tersentuh bantuan dari pemerintah selama masa pandemi Covid-19, terlebih pada kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM.

Dikutip dari CNN indonesia, Menurut Trade Union Right Center (TURC) saat ini masih banyak pekerja rumahan dan Para pedagang Asongan yang tidak mendapat bantuan sosial padahal mereka sangat terdampak kebijakan PPKM.

CNN juga Menuliskan, Relawan TURC, Indri M. Dalam konfrensi pers secara daring Minggu ( 18/7) mengakui "Terdapat kesulitan-kesulitan untuk mendapatkan program bantuan sosial dari pemerintah. Di mana sekitar 40 persen dari responden kita waktu mengumpulkan data itu belum mendapatkan bantuan sosial,"

Menurutnya, kebanyakan dari pekerja rumahan tak mendapat akses meski sudah mengajukan ke pemerintah. Beragam alasan mereka dapatkan.

Misalnya, mulai dari tidak mendapat informasi soal bansos, tidak terdaftar secara resmi, banyak yang mengajukan tidak mendapatkan akses, hingga tak termasuk dalam kriteria yang dituju oleh pemerintah.

Inilah yang Sangat Di sayangkan, Padahal pekerja rumahan, Pedagang Asongan, Kaki lima merupakan sektor yang sangat terdampak selama masa pandemi saat ini. Mayoritas mengalami kemerosotan pendapatan Karna Usaha Mereka Telah Di Batasi, Yang membeli sepi, Usahapun Tak bisa maksimal. hampir 96 persen lebih data yang dikumpulkan oleh TURC menyatakan bahwa pendapatan pekerja rumahan menurun drastis imbas Selama PPKM Di berlakukan. kelompok masyarakat inilah yang seharusnya mendapat akses seluas-luasnya untuk menerima bantuan sosial dari pemerintah.

Pada Saat Ini Pemerintah menambah anggaran bantuan sosial (bansos) hingga mencapai Rp39,19 triliun selama masa PPKM Darurat, Tambahan bansos diberikan melalui berbagai program.

Terlaris Bulan Ini :
   

Dikutip Dari Kompas.com, Mentri keuangan Sri Mulyani Indrawati merinci tambahan anggaran untuk berbagai program bansos tersebut. pemerintah menambah anggaran untuk program Kartu Sembako sekitar Rp7,25 triliun untuk 18,8 juta penerima dari Rp42,37 triliun menjadi Rp49,89 triliun.

Tambahan anggaran akan digunakan untuk menambah penyaluran bantuan sebanyak dua kali, masing-masing senilai Rp200 ribu per penerima untuk periode Juli-Agustus 2021. Dengan begitu, jumlah bantuan yang didapat naik dari 12 kali menjadi 14 kali pada tahun ini.

Selain memberi tambahan anggaran bansos untuk penerima Kartu Sembako yang sudah masuk dalam daftar resmi, mengatakan pemerintah daerah (pemda) memberi usul pemberian Kartu Sembako kepada 5,9 juta penerima baru yang sebelumnya tidak mendapat bantuan ini.

Semoga Saja Bansos yang di salurkan Tahap Baru ini bisa menyentuh ke semua golongan masyarakat yang benar-benar membutuhkan dan mengobati Lipur Lara Kami, Sehingga tak ada Lagi Kekecewaan Para Pekerja rumahan, Pedagang Asongan, Pedagang Kaki Lima Yang telah 'Mati Kutu' Setelah Usaha mereka Di batasi. Sehingga Tak lagi Ada arogansi terhadap aturan yang telah di berlakukan di negara ini.


Komentar Via Facebook: